Sunday, October 21, 2012

LANDASAN TEORI EKONOMI DAN MANAJEMEN

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setiap teknologi dibangun atas dasar suatu teori tertentu. Demikian pula teknologi pendidikan, dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari berbagai teori, diantaranya adalah teori ekonomi dan manajemen. Ilmu ekonomi menyuguhkan prinsip-prinsip efisiensi dan efektifitas. Mengingat jumlah sasaran yang harus dilayani cukup besar, kesempatanya sangat terbatas, dan sumber belajar tradisional makin terbatas pula, maka perlu dikembangkan alternatif layanan pendidikan yang paling efektif dan efisien dengan menerapkan teknologi pendidikan. Oleh karena itu teknologi pendidikan berupaya untuk merancang, mengembangkan dan memanfaatkan aneka sumber belajar sehingga dapat memudahkan atau memfasilitasi seseorang untuk belajar. Kontribusi atau dukungan teori ekonomi dalam teknologi pendidikan yaitu menekankan pada proses untuk memperoleh nilai tambah, yaitu belajar akan lebih berkualitas, lebih produktif, lebih efisien, lebih efektif, lebih banyak, lebih luas, lebih cepat, dan sebagainya.
Manajemen berperan dalam penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan merata dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Manajemen pendidikan adalah suatu proses yang merupakan daur (siklus) penyelenggaraan pendidikan dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, pemantauan, dan penilaian tentang usaha sekolah untuk mencapai tujuannya. Adapun ruang lingkup fungsi manajemen pendidikan yaitu; manajemen peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan, keuangan, sarana dan prasarana, humas, dan manajemen layanan khusus.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan ulasan di atas, maka maka rumusan masalah yang muncul adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana kontribusi teori ekonomi dan manajemen dalam teknologi pendidikan?
2.      Bagaimana kontribusi teori manajemen dalam teknologi pendidikan?
3.      Bagaimana aplikasi/penerapan teori ekonomi dan manajemen dalam pemecahan masalah pembelajaran?

BAB II
LANDASAN TEORI EKONOMI DAN MANAJEMEN

A.    TEORI EKONOMI
1.      Pengertian ekonomi
Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja. Ilmu yang mempelajari ekonomi disebut sebagai ilmu ekonomi.
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan.

2.      Teori Ekonomi
Teori ekonomi dibedakan menjadi teori ekonomi mikro dan makro. Teori ekonomi mikro mempersoalkan praktek ekonomi sehari-hari seperti permintaan, penawaran, kegunaan, dan sebagainya. Contoh penerapan teori mikro dalam pendidikan, misalnya:
a.       Dalam merancang sebuah media pembelajaran, maka diusahakan dengan biaya seminimal mungkin tetapi dapat memberikan fungsi pembelajaran semaksimal mungkin (memperoleh hasil sebesar-besarnya dengan pengeluaran yang sekecil-kecilnya)
b.      Sekolah yang mempunyai kualitas yang tinggi (baik) maka pendaftar ke sekolah tersebut akan naik (banyak).
Sedangkan teori ekonomi makro meliputi teori klasik, produktivitas, dan modern. Perkembangan perekonomian makro berpengaruh sekali dalam bidang pendidikan, seperti sekarang ini banyak sekali orang kaya yang mau menjadi bapak angkat bagi anak-anak yang tidak mampu untuk menempuh pendidikan kejenjang yang lebih baik. Perkembangan lain yang sangat mengembirakan adalah terlaksananya sistem ganda dalam dunia pendidikan, hal ini berlangsung baik di lembaga pendidikan yaitu kerjasama sekolah dengan pihak usahawan dalam proses belajar mengajar. Kemajuan pembangunan perekonomian secara makro dapat juga berdampak timbulnya sekolah-sekolah unggul yang memiliki fasilitas pendidikan yang lengkap karena di biayai dan dipunyai oleh kebanyakan orang - orang kaya. Walaupun kebijakan dan program sekolah ini tidak sama dengan yang lain, diharapkan agar tidak terdapat pilih-kasih dalam menerima para siswa artinya calon siswa dari manapun asalnya hendaklah dapat diberikan kesempatan dalam menempuh pendidikan di sekolah unggulan tersebut dan yang paling penting juga adalah dapat menghasilkan lulusan yang bermutu serta tidak menyimpang dengan tujuan pendidikan nasional negara kita.

B.     KONTRIBUSI TEORI EKONOMI DALAM TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Sebagaimana penjelasan sebelumnya bahwa Ilmu ekonomi menyuguhkan prinsip-prinsip efisiensi dan efektifitas. Sehingga jika dikaitkan dengan teknologi pendidikan, maka ia berupaya untuk merancang, mengembangkan dan memanfaatkan aneka sumber belajar sehingga dapat memudahkan atau memfasilitasi seseorang untuk belajar. Kontribusi atau dukungan teori ekonomi dalam teknologi pendidikan yaitu menekankan pada proses untuk memperoleh nilai tambah, yaitu belajar akan lebih berkualitas, lebih produktif, lebih efisien, lebih efektif, lebih banyak, lebih luas, lebih cepat dan sebagainya.
Miarso mencontohkan (2004:598) biaya penataran guru yang diselenggarakan secara tradisional perlu dipertanyakan aspek ekonominya. Pada saat ini sudah banyak bimbingan guru yang dilaksanakan secara on line, misalnya pemerintah pada tahun 2007 mengadakan bimbingan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara on line. Guru juga diharapkan tergabung dalam Think Quest untuk sharing segala macam hal dan kesulitan dalam mengajar. Dana yang dikeluarkan tentu saja lebih hemat dibandingkan jika harus mendatangkan pembimbing secara langsung.
Bila kita kaji, sebenarnya berbagai bentuk penerapan Teknologi Pembelajaran secara menyeluruh sebagai garapan Teknologi Pendidikan, tidak lepas dari usaha untuk mengefisiensikan biaya (penerapan teori ekonomi), misalnya: 1) Proyek percontohan sistem PAMONG, 2) Program KEJAR paket A dan B, 3) Pusat kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), 4) SMP Terbuka, 5) Universitas Terbuka, dan lain lain.

C.    TEORI MANAJEMEN
1.      Pengertian Manajemen
Dari segi bahasa, kata “manajemen” berasal dari bahasa latin yaitu dari asal kata “manus” yang berarti tangan dan “agere” yang berarti melakukan. Kata- kata tersebut digabung menjadi kata kerja “managere” yang artinya menangani. Dalam bahasa Inggris “managere” dalam bentuk kata kerja yakni “to manage” dan kata benda management”, dan “manager” untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Sementara itu, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi “manajemen” atau “pengelolaaan”.
Menurut Chuck Williams (2001: 8), manajemen adalah bekerja melalui orang lain untuk menyelesaikan tugas-tugas yang membantu pencapaian sasaran organisasi seefisien mungkin.
Sementara itu, Nanang Fattah (2001:1) mendefinisikan manajemen sebagai ilmu, kiat dan profesi. Manajemen dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu biang pengetahuan yang sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kita oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan dalam tugas. Sedangkan dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer dan para profesional dituntun oleh suatu kode etik.
Berdasarkan paparan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa manajemen merupakan suatu ilmu dan cara menggerakkan orang-orang untuk menjalin kerja sama dalam menjalankan tugas masing-masing pada suatu organisasi, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai seefektif dan seefisien mungkin. Dan orang yang memiliki ilmu dan keterampilan ini disebut sebagai manajer.

2.      Falsafah Manajemen
Manajemen sebagai pengetahuan juga disusun dengan ciri-ciri spesifik mengenai apa (ontology), bagaimana (epistemology), dan untuk apa (aksiologi), ketiganya berkaitan satu sama lain (sistemik). Adapun falsafah manajemen pada hakikatnya menyediakan seperangkat pengetahuan (a body of related knowledge) untuk berfikir efektif dalam memecahkan masalah-masalah manajemen. (Nanang Fattah, 2001: 11).
Dasar falsafah manajemen dibagi dalam tiga jenis hakikat yaitu hakikat tujuan manajemen, hakikat manusia, dan hakikat kerja. Menurut Shrode dan Voich (1974) tujuan manajemen adalah produktivitas dan kepuasan. Untuk meningkatkan produktivitas tersebut, maka perlu diperhatikan perilaku manusia, sosial dan segala aspeknya.

3.      Teori dan Prinsip- Prinsip Manajemen.
Menurut Nanang Fattah (2001: 11) teori manajemen mempunyai peran (role) atau membantu menjelaskan perilaku organisasi yang berkaitan dengan motivasi, produktivitas, dan kepuasan (satisfaction). Karakteristik teori manajemen secara garis besar dapat dinyatakan: a) mengacu pada pengalaman empirik, b) adanya keterkaitan antara satu teori dengan dengan teori yang lain, c) mengakui kemungkinan adanya penolakan. Dalam perkembangan teori manajemen, dikenal tiga teori manajemen, yaitu; teori klasik, tori neo klasik, dan teori modern. (Nanang Fattah, 2001: 22-32).
Teori klasik, berasumsi bahwa para pekerja atau manusia itu sifatnya rasional, berfikir logik, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Beberapa pelopor teori klasik antara lain; Frederik W Taylor (1956-1915) dengan teori manajemen ilmiah (scientific management), Henri Fayol (1916) dengan teori 5 pedoman manajemen, Gulick dan Urwick (1930) dengan teori akronim POSDCORB, dan Max Weber (1947) dengan teori birokrasinya.
a.       Teori neo klasik, berasumsi bahwa manusia itu makhluk sosial dengan mengaktualisasikan dirinya. Pelopor teori neo klasik ini, antara lain; Elton Mayo dengan studi hubungan antar manusia (studi Hawthorne), Douglas McGregor, menyatakan bahwa manajemen akan mendapatkan manfaat besar bila ia menaruh perhatian pada kebutuhan sosial dan aktualisasi diri karyawan, Vromm (Filley, et al., 1976) dengan teori harapan (ekspektasi), McClelland dengan teori prestasinya, dan Porte dan Lawler (1968) dengan teori yang dibangun atas dasar teori ekspektasi.
b.      Teori modern, pendekatan modern berdasarkan hal-hal yang sifatnya situasional, artinya orang menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi dan mengambil keputusan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan. Asumsinya bahwa orang itu berlainan dan berubah baik kebutuhannya, reaksinya, tindakannya yang semuanya bergantung pada lingkungan. Teori modern dengan pandangan sistem memandang organisasi itu terbuka (open system) dan kompleks. Tiga unsur pokok, yaitu analisis sistem, rancangan sistem, dan manajemen memberi petunjuk dalam mengoperasionalkan pendekatan sistem.
Menurut Nanang Fattah (2001: 12) prinsip-prinsip manajemen penting dalam menentukan cara/ metode kerja, pemilihan pekerja dan pengembangan keahliannya, pemilihan prosedur kerja, menentukan batas-batas tugas, mempersiapkan dan membuat spesifikasi tugas, melakukan pendidikan dan latihan, dan menentukan sistem dan besarnya imbalan. Semuanya dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas, esiensi, dan produktivitas kerja.
Adapun prinsip-prinsip manajemen tersebut banyak dikemukakan oleh para ahli, namun pada hakikatnya memiliki kesamaan. Fayol mengemukakan sejumlah prinsip, yaitu; pembagian kerja, kejelasan dalam wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan komando, kesatuan arah, lebih memprioritaskan kepentingan umum/ organisasi dari pada kepentingan pribadi, pemberian kontra prestasi, sentralisasi, rantai skalar, tertib, pemerataan, stabilitas dalam menjabat, inisiatif, dan semangat kelompok. Semua prinsip di atas dijadikan patokan dalam praktik manajerial yang memiliki orientasi tertentu. Berdasarkan orientasinya, dikenal 4 prinsip manajemen yaitu; manajemen berdasarkan sasaran, manajemen berdasarkan orang, manajemen berdasarkan struktur, dan manajemen berdasarkan informasi.

4.      Peran dan Fungsi Manajemen dalam Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan merata, akan menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Untuk itu, perlu adanya pengelolaan sistem pendidikan yang profesional. Disinilah peran manajemen dalam pelaksanaan sistem pendidikan.
Manajemen pendidikan merupakan suatu proses yang merupakan daur (siklus) penyelenggaraan pendidikan dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, pemantauan, dan penilaian tentang usaha sekolah untuk mencapai tujuannya. Substansi garapan manajemen pendidikan sebagai proses disebut juga sebagai fungsi manajemen, adalah; a) perencanaan; b) pengorganisasian; c) pengarahan (motivasi, kepemimpinan, pengambilan keputusan, komunikasi, koordinasi, dan negosiasi, serta pengembangan organisasi); d) pengendalian meliputi pemantauan (monitoring), penilaian dan pelaporan.
Adapun ruang lingkup fungsi manajemen pendidikan yaitu; manajemen peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan, keuangan, sarana dan prasarana, humas, dan manajemen layanan khusus. Jadi pada hakikatnya, peran manajemen dalam pendidikan adalah sebagai pengelola sistem pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Sedangkan fungsi manajemen yang juga dipandang sebagai proses mencakup proses/fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (pengawasan dan evaluasi) terhadap pelaksanaan sistem pendidikan di lembaga pendidikan (sekolah).

D.    KONTRIBUSI TEORI MANAJEMEN DALAM TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Dalam kajian teknologi pendidikan, teori manajemen mengalami proses perekembangan. Pada awalnya manajemen dipandang penting untuk mengawasi proses dan hasil pembelajaran di lingkungan sekolah. Pada tahun 1972, manajemen dipandang sebagai supervisi personel dan pengelolaan organisasi. Kemudian pada tahun 1977 manajemen dipandang sebagai proses pengembangan Instruksional dan sistem pembelajaran berbasis teknologi (AECT, 1977). Dan pada perkembangan tahun 1994, Seels dan Richey (1994) mendefinisikan “Management meanth planning, coordinating, organizing, and supervising resources, information, and delivery systems in the context of managing instructional design (ID) projects.” (Alan Januszewski dan Michael Molenda, 2008: 176).
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen dalam teknologi pendidikan adalah suatu proses pengelolaan desain instruksional (desain pembelajaran) yang mencakup proses perencanaan, koordinasi, organisasi dan supervisi sumber, informasi, dan sistem pembelajaran.
Adapun kontribusi teori manajemen dalam teknologi pendidikan dapat dilihat pada program manajemen dalam teknologi pendidikan antara lain; manajemen proyek, manajemen sumber, manajemen personal, dan manajemen program. (Alan Januszewski dan Michael Molenda, 2008: 183). Adapun fungsi manajemen proyek dalam pendidikan adalah proses perencanaan, monitoring, dan pengendalian proyek desain dan pengembangan desain instruksional. Sedangkan fungsi manajemen sumber adalah perencanaan, pemantauan, dan pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber (sumber mencakup personil keuangan, bahan baku, waktu, fasilitas, dan sumber pembelajaran). Fungsi manajemen personal adalah menyiapkan orang-orang yang ahli dalam pengelolaan berbagai sumber belajar. Sedangkan manajemen program berfungsi sebagai supervisi dan kontrol/pengawasan terhadap seluruh aktivitas manajemen sebelumnya, agar proses manajemen pengelolaan desain instruksional tersebut dapat berjalan efektif dan efisien.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kontribusi teori manajemen dalam teknologi pendidikan adalah sebagai pengelola teknologi pendidikan, adapun proses manajemen tersebut berperan dalam konteks manajemen desain instruksional. Komponen desain instruksional yang menjadi objek manajemen adalah manajemen proyek desain, manajemen sumber/ media pembelajaran (mencakup teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer, dan teknologi terpadu), dan manajemen sumber belajar yang mencakup pesan, orang, bahan, peralatan (fasilitas), teknik, dan latar (setting) yang mencakup lingkungan fisik dan nonfisik. Dan keseluruhan proses teknologi manajemen tersebut pada dasarnya memberikan kontribusi dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran, agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

E.     APLIKASI TEORI EKONOMI DAN MANAJEMEN DALAM PEMECAHAN MASALAH PEMBELAJARAN
Pembelajaran merupakan proses interaksi pendidik dan pembelajar, di dalam interaksi tersebut akan terjadi proses transformasi pengetahuan, nilai, dan budaya. Namun proses pembelajaran tersebut tidak selalu berjalan sesuai harapan, tetapi akan timbul berbagai masalah, antara lain, kondisi ekonomi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Masalah ekonomi ini harus menjadi landasan untuk terlaksananya proses pembelajaran. Menurut Kotler (1985), fungsi ekonomi bertalian erat dengan marketing (analisis, perencanaan, implementasi, dan pengawasan yang memberikan perubahan nilai, dengan target pasar) sebagai tujuan lembaga pendidikan yang mencakup :
1.      Mendesain penawaran.
2.      Menentukan kebutuhan atau keinginan pasar dalam hal ini peserta didik sesuai dengan kebijakan link and match.
3.      Menentukan harga efektif dengan mengadakan komunikasi, distribusi, komunikasi, dan layanan.

Dalam hal ini keuntungan marketing adalah:
1.      Meningkatnya misi pendidikan secara sukses dan terselenggara dengan baik, sebab diisi dengan program yang baik,
2.      Meningkatkan daya tarik terhadap masyarakat, peserta didik, dana donator
3.      Meningkatkan kepuasan masyarakat, meningkatkan keefesiensian dan kegiatan pemasaran.
Akan tetapi dalam marketing juga terdapat kelemahan yaitu lembaga pendidikan selalu dijadikan usaha dagang, dikomersilkan dalam mendapatkan keuntungan, idealisme pendidikan cenderung diabaikan dalam dunia pendidikan di negara kita.
Pendidik (guru) adalah seorang manajer dalam kelas, pendidiklah yang bertanggung jawab dalam melakukan proses pengelolaan baik pra pembelajaran, proses pembelajaran di dalam kelas hingga pasca pembelajaran, maka pendidiklah yang berusaha mencari solusi dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang timbul. Penerapan manajemen Instruksional (RPP) merupakan salah satu cara seorang pendidik mampu menemukan solusi terhadap masalah yang dihadapi. Penerapan manajemen dapat dilakukan dengan mengelola desain Rencana Pembelajaran yang efektif, yaitu dengan merumuskan tujuan yang yang berpusat pada pengembangan kognitif, afektif dan psikomotorik pembelajar, mengembangkan dan memanfaatkan media pembelajaran yang bervariatif dan efektif, mengembangkan strategi pembelajaran, dan memanfaatkan aneka sumber belajar, serta menyusun rancangan evaluasi yang efektif. Disamping itu, manajemen juga dapat diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melakukan pengelolaan kelas, misalnya pengaturan tempat duduk, ventilasi, pengaturan penyimpanan barang-barang, menciptakan suasana sosio-emosional, dan menciptakan kondisi organisasional.
Dalam pengelolaan pembelajaran, teknologi manajemen dimanfaatkan dalam mengembangkan, merancang, dan melaksanakan strategi pembelajaran dengan pola sistem belajar mandiri dengan memanfaatkan belajar dengan bantuan komputer, belajar jarak jauh (distance learning), belajar melalui modul, belajar terbuka (open learning), dan pola-pola pembelajaran lainnya.



BAB III
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A.    KESIMPULAN
Ekonomi pada hakekatnya adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Dalam teknologi pendidikan prinsip ekonomi tidak bisa dipisahkan karena menunjang keberadaan dan perkembangan teknologi pendidikan itu sendiri. Teori ekonomi bisa dimanfaatkan untuk mengefisiensikan biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini sebenarnya sudah menjadi garapan disiplin teknologi pendidikan. Penerapan teori ekonomi dalam teknologi pendidikan dapat dilihat manfaatnya antara lain: Meningkat misi pendidikan secara sukses dan terselenggara dengan baik, sebab diisi dengan program yang baik, meningkatkan daya tarik terhadap masyarakat, peserta didik, dana donatur dan meningkatkan kepuasan masyarakat, meningkatkan keefesiensian dan kegiatan pemasaran pendidikan.
Sedangkan manajemen merupakan proses pelaksanaan suatu sistem, agar tercapai tujuan yang diharapkan. Dalam sistem pendidikan, teori manajemen dimanfaatkan sebagai proses pengelolaan sistem pendidikan yang mencakup manajemen personel, peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan, humas, sarana dan prasarana, dan layanan khusus.
Dalam teknologi pendidikan, teori manajemen memberikan kontribusi dalam pengelolaan desain instruksional, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi terhadap pelaksanaan Instruksional/pembelajaran. Proses manajemen tersebut bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran guna mewujudkan tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Penerapan teknologi manajemen dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dapat dilihat dengan terciptanya seorang pendidik yang memiliki kemampuan manajerial dalam mengelola desain Instruksional, melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan metode dan media yang variatif (berbasis teknologi), melakukan berbagai strategi dan pola pembelajaran yang merupakan hasil pengembangan teknologi pendidikan, dan pemanfaatan aneka sumber belajar, sehingga masalah-masalah pembelajaran dapat diatasi dan pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien.

B.     IMPLIKASI
Sebagaimana UUD 1945 bahwa setiap warga Negara mempunyai hak yang sama terhadap pendidikan yang layak, maka berdasarkan teori ekonomi dan menejemen yang diterapkan dalam dunia pendidikan diharapkan hal sebagai berikut:
1.      Melalui teori ekonomi “modal sekecil-kecilnya namun mendapatkan keuntungan sebesar – besarnya” yang diterapkan dalam dunia pendidikan, maka pendidikan dapat dijalankan dengan biaya yang semurah-murahnya namun menghasikan kualitas SDM yang berdaya saing.
2.      Melalui teori ekonomi dan manajemen yang diterapkan dalam dunia pendidikan dapat memberikan kesempatan kepada setiap orang siapapun, dimanapun, kapanpun untuk mendapat pendidikan yang layak guna menciptakan SDM sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.




DAFTAR PUSTAKA

A. Tabrani Rusyan, Manajemen Pembinaan Calon Kepala Sekolah di Era Otonomi Daerah, Jakarta, Intimedia, 2004
E. Mulyasa, Dr. M.Pd., Manajemen Berbasis Sekolah (Konsep, Strategi dan Implementasi), Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, cet. 3 & 4, 2003.
Fattah Nanang, Prof. Dr. H., Konsep manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Guru, Cet I, Bandung, Pustaka Bani Quraisy, 2004
J. Drost, SJ., Dari KBK (Kurikulum Bertujuan Kompetensi) Sampai MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), Jakarta, PT. Kompas Media Nusantara, 2005.
Luwis R. Benston, Supervision and Management, New York, McGraw Hill Book Company, 1972.
Made Pidarta, Prof. Dr., Manajemen Pendidikan Indonesia, Crt. II, Jakarta, Rineka Cipta, 2004.
Mamduh M. Hanafi, Drs. MBA, Manajemen, Yogyakarta, Unit Penerbitan dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 1997.
Purwanto M. Ngalim, Drs. MP, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Cet. 17, Bandung, Rosdakarya, 2007.
Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi, Jakarta, Gunung Agung, 1985.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Penjelasannya, Yogyakarta, Media Wacana Press,  2003.
Wajong J, Fungsi Administrasi Negara, Jakarta, Djambatan, 1983.




0 comments:

Post a Comment